SISTEM NOMENKLATUR
Penamaan
senyawa menurut IUPAC (International Union of Pure Applied Chemistry) merupakan
penamaan yang sistematik dan diterapkan di seluruh dunia. Aturan atau kaidah
penamaan dalam setiap molekul senyawa
organic menurut IUPAC adalah :
- Identifikasi rantai karbon berkesinambungan terpanjang (sebagai rantai utama),
- Beri nomor dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang,
- Identifikasi jenis cabang dan beri nomor sesuai nomor pada rantai utama,
- Tuliskan nama IUPACnya sesuai format berikut : (nomor posisi cabang) – (nama cabang) – (nama rantai utama).
Senyawa hidrokarbon jenuh dengan
ikatan tunggal dapat diprediksi dengan baik, mengingat setiap atom karbon
memiliki kemampuan mengikat 4 atom lain. Sehingga senyawa alkana yang dibentuk
memiliki pola yang khas. Jumlah atom H yang diikat sangat tergantung dengan
jumlah atom C yang berikatan. Atas dasar ini dapat dibentuk deret CnH2n+2, dan
dikenal dengan senyawa Alkana dan dapat kita susun dari nilai n = 1 sampai
dengan n = ∞ .
A. Sifat fisika Alkana
1.Untuk alkana yang tidak bercabang,
pada suhu kamar ( 25⁰C) alkana dengan jumlah
atom C1-C4 berwujud gas C5-C18
Ke atas berwujud padat
2.Makin tinggi massa molekul, makin
tinggi titik didihnya dan titik leburnya
3.Alkana dengan massa molekul sama, makin
panjang karbon rantai makin tinggi titik didihnya
4.Alkana tidak larut dalam pelarut
polar (air), tetapi dapat larut dalam pelarut nonpolar.
B. Deret Homolog
Suatu
kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat yang berkemiripan
disebut satu homolog (deret
sepancaran). Alkana merupakan suatu
homolog karena setiap anggota alkana yang satu dengan anggota berikutnya
bertambah sebanyak CH2.
C. Tata nama Alkana
Tata
nama alkana menurut aturan IUPAC dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nama alkana
diambil berdasarkan jumlah atom karbon yang menyusunnya dan diakhiri dengan “ana”
2. Bila stukturnya telah diketahui dan
merupakan rantai karbon tak bercabang, maka di depan nama tersebut diberi huruf
n (normal).Contoh: n-propana
3. Bila rantai karbon bercabang, maka
ditentukan dahulu rantai utama (rantai induk), yaitu rantai atom karbon
terpanjang dan diberi nomor urut dari ujung yang paling dekat dengan letak
cabang.
4. Menetapkan gugus cabang yang terikat
pada rantai utama yang disebut dengan alkil dan memilki rumus umum CnH2n+1
5. Gugus alkil yang mempunyai rantai
bercabang atau tidak terikat pada atom karbon primer diberi nama tertentu.
6. Urutan
penyebutannya: nomor letak cabang -
nama cabang - nama rantai utama.
7. Bila terdapat lebih dari satu cabang
yang sama, maka disebut sekali tetapi diawali dengan jumlahnya dengan angka
latin.
Senyawa
hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua antar atom Karbonnya, dan juga
mengikat atom Hidrogen. Jumlah atom Hidrogen merupakan fungsi dari atom
Karbonnya, dan mengikuti persamaan: CnH2n dimana n adalah jumlah atom C.
Senyawa pertama alkena adalah etena atau lebih populer etilena dan merupakan
induk deret homolog alkena, hingga deret ini juga disebut dengan deret etilena.
Contoh
senyawa etilena dan merupakan kerangka deret homolog etilena ditunjukan pada
Gambar berikut ini .
Tata
nama alkena menurut IUPAC adalah tata nama alkena mirip dengan alkana hanya saja
,hanya mengantikan akhiran - ana menjadi - ena . Tata nama struktur
alkena,aturannya adalah sebagai berikut :’
- Rantai utama ( rantai terpanjang) harus mengandung ikatan rangkap dua
- Atom C yang memiliki ikatan rangkap dua harus memiliki nomor terkecil
- Aturan –aturan lain sama dengan aturan pada tata nama alkana
- Urutan penyebutan :a. Rantai tidak bercabang : no. ikatan rangkap – nama alkenab. Rantai bercabang : no.cabang – nama cabang - nomor ikatan rangkap – nama alkena .
ALKUNA
Alkuna
adalah suatu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga. Senyawa paling
sederhana dari alkuna adalah asetilena dengan rumus bangun dan rumus molekul
C2H2 . Tata nama Alkuna diturunkan dari nama alkana yang
sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi una . Tata nama alkuna bercabang
seperti penamaan alkena .
1. Rantai induk
adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
2. Penomoran atom
karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
3. Ikatan diberi
nomor untuk menunjukkan letak ikatan rangkap
4. Penulisan
cabang-cabang sama seperti alkena.
5. Urutan penamaan
: Nomor cabang –
Nama cabang – Nomor ikatan rangkap – Nama rantai utama.
a.
Sifat-sifat
alkuna
Sifat fisika alkuna secara umum
mirip dengan alkana dan alkena, seperti :
1. Tidak larut dalam air .
2. Alkuna dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C sedang berwujud cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat .
3. Berupa gas tak berwarna dan baunya khas .
4. mudah teroksidasi atau mudah meledak .
1. Tidak larut dalam air .
2. Alkuna dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C sedang berwujud cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat .
3. Berupa gas tak berwarna dan baunya khas .
4. mudah teroksidasi atau mudah meledak .
ISOMER STRUKTURAL HIDROKARBON
Isomer
structural yaitu terjadi ketika dua atau lebih senyawa organik memiliki rumus
molekul yang sama, tetapi struktur yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini
cenderung memberikan sifat kimia dan fisik molekul yang berbeda. Ada tiga jenis
isomer structural adalah isomer rantai,
1. Isomeri Rangka atau
Rantai
Isomeri rangka adalah isomeri yang terjadi karena perbedaan rangkanya, biasanya
terjadi antara senyawa rantai lurus dengan senyawa yang memiliki cabang, bisa
pula antar senyawa yang memiliki cabang, namun berbeda pada posisi dan jumlah
cabang.
Isomer-isomer ini muncul karena
adanya kemungkinan dari percabangan rantai karbon. Sebagai contoh, ada dua buah
isomer dari butan, C5H12. Pada salah satunya rantai
karbon berada dalam dalam bentuk rantai panjang, dimana yang satunya berbentuk
rantai karbon bercabang.
Contoh : butana memiliki dua isomer yaitu, normal butana
(n-butana) dan isobutana (2-metilpropana)
2.
Isomeri
Posisi
Isomeri posisi
adalah isomeri yang terjadi karena perbedaan
posisi ikatan rangkap. Isomeri ini hanya terjadi pada senyawa
hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Pada isomer posisi, kerangka utama karbon tetap tidak
berubah. Namun atom-atom yang penting bertukar posisi pada kerangka tersebut.
Sebagai contoh, butena memilki dua isomer posisi yaitu, 1-butena dan
2-butena .
3. Isomeri Fungsional
Pada variasi dari struktur isomer ini, isomer
mengandung grup fungsional yang berbeda- yaitu isomer dari dua jenis kelompok
molekul yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah formula molekul C3H6O
dapat berarti propanal (aldehid) or propanon (keton).
TUGAS : Menngapa pada
sudut ikatan H-C-C (sudut ikatannya 121 0C ) lebih besar
dibandingkan sudut ikatan H-C-H (sudut ikatanya 1170C ) ?
JAWABAN : Karena pada antar
domain electron pada kulit luar atom pusat saling tolak menolak karena memiliki
muatan yang sama sehingga pada halangan steriknya menjadi rendah . Pada
atom-atom yang berikatan membentuk struktur ruang hingga tercapainya halangan
steriknya yang minimum . akibatnya yang terjadi pada sudut ikatanya menjadi
mengecil dan itulah penyebab sudut ikatan
H-C-C lebih besar dari pada sudut ikatan H-C-H . Pada elekron bebas mempunyai gaya tolak
menolak yang sedikit lebih kuat dari pada electron ikatan dan bentuk molekul
hanya ditemukan oleh pasangan electron terikat .
assalamualaikum nina saya ingin menambah sedikit materi anda
BalasHapusSifat-sifat Alkena
1. Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
2. Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
3. Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
4. Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
5. Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)
6. Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
Waalaikumsallam wr wb , terimakasih novi atas penambahan di artikel saya .
Hapusasalamualaikum nina , imel ingin bertanya dari postingan anda , bisakah anda jelaskan perbedaan antara isomer rangka dan isomer posisi ? serta berikan contohnya.
BalasHapusterima kasih
Waialaikumsallam wr wb imel , perbedaanya yaitu pada Isomeri rangka adalah isomeri yang terjadi karena perbedaan rangkanya, biasanya terjadi antara senyawa rantai lurus dengan senyawa yang memiliki cabang, bisa pula antar senyawa yang memiliki cabang, namun berbeda pada posisi dan jumlah cabang. Isomer-isomer ini muncul karena adanya kemungkinan dari percabangan rantai karbon, sedangkan Isomeri posisi adalah isomeri yang terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap, Namun atom-atom yang penting bertukar posisi pada kerangka tersebut. Sebagai contoh, butena memilki dua isomer posisi yaitu, 1-butena dan 2-butena .
HapusAssalamualaikum nina, berdasarkan postingan anda di atas mengapa alkena lebih reaktif daripada alkana?
BalasHapuswaaikumsallam wr wb dewi , saya akan mejawabnya ,dikarenakan terdapat ikatan rangkap ( double bond) pad asenyawa alkena sehingga lebih mudah diattack oleh nukleofil. biasanya yang menyerang adalah atom-atom yang lebih elektronegatif, sehingga ikatan rangkap pada alkena menjadi hilang .reaksi alkena menjadi alkana dikenal dengan reaksi adisi .
Hapus