Molekul yang mempunyai pusat kiral tidak
mungkin mempunyai bidang simetri, seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
Molekul yang mempunyai dan tidak mempunyai
bidang simetri . Pada 2 kloropropana yang tidak mempunyai pusat kiral (akiral)
terdapat bidang simetri yang dapat membagi molekul menjadi dua bagian yang
identik. Molekul yang tidak mempunyai pusat kiral disebut molekul akiral,
2-2-kloropropana mempunyai bidang simetri yang membagi molekul menjadi dua
bagian identic 2-klorobutana tidak mempunyai bidang simetri yang membagi
molekul menjadi dua bagian identik. kloropropana merupakan contoh molekul
akiral . Sebaliknya, pada 2-klorobutana yang mempunyai pusat kiral tidak
terdapat bidang simetri. Molekul yang mempunyai pusat kiral disebut molekul
kiral, 2-klorobutana merupakan contoh molekul kiral . Pusat kiral pada
2-klorobutana terdapat pada atom karbon nomor dua. Empat gugus berbeda yang
terikat pada karbon nomor dua adalah H ,CH3, Cl dan C2H5.
Ketiadaan bidang simetri menyebabkan perubahan penataan ruang gugus-gugus yang
terikat pada pusat kiral akan menghasilkan senyawa yang berbeda. Perbedaan
tersebut ditunjukkan oleh perbedaan arah perputaran bidang cahaya terpolarisasi
yang berinteraksi dengan molekul kiral tersebut .
Terdapat dua kemungkinan penataan ruang
gugus-gugus di sekitar pusat kiral, sehingga untuk senyawa dengan satu nama
yang mempunyai satu pusat kiral akan mempunyai dua senyawa berbeda yang
merupakan isomer satu sama lain. Sebagai contoh, gliseraldehida mempunyai satu
pusat kiral, yaitu atom karbon nomor dua. Terdapat empat gugus berbeda yang
terikat pada atom karbon nomor 2 , yaitu H, CH2OH , CHO dan OH.
Keempat gugus berbeda tersebut mempunyai dua cara penataan ruang yang berbeda
sehingga terdapat dua bentuk senyawa yang merupakan isomer satu sama lain.
Isomer yang satu memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan (diberi tanda +)
dengan besar sudut putar 3, karena itu isomer ini diberi nama D-gliseraldehida.
Huruf d ditambahkan di depan nama gliseraldehida untuk menunjukkan arah putaran
bidang cahaya terpolarisasi, diambil dari kata Latin destro yang artinya kanan.
Sementara itu, isomer yang lain memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah
sebaliknya, yaitu ke kiri (diberi tanda -) dengan besar sudut putar sama (yaitu
3). Isomer ini diberi nama L-gliseraldehida, huruf L berasal dari kata Latin
levo yang artinya kiri .
Secara struktur, kedua isomer tersebut akan
merupakan bayangan cermin satu sama lain. Artinya, bila salah satu isomer
ditempatkan di depan cermin, maka bayangan cermin yang muncul akan mempunyai
struktur yang identik dengan isomer yang lainnya. Akan tetapi, keduanya tidak
dapat saling dihimpitkan. Fenomena ini mirip dengan fenomena tangan kiri dan
tangan kanan. Kedua tangan tersebut mempunyai bentuk yangmerupakan bayangan
cermin satu sama lain. Tangan kiri dan bayangan cerminnya (yaitu tangan kanan)
hanya dapat dihimpitkan secara saling berhadapan seperti ketika bertepuk
tangan, akan tetapi bila dihimpitkan dengan arah hadap yang sama, misalnya
sama-sama menghadap ke depan, keduanya pasti tidak dapat berhimpitan. Ini
menunjukkan keduanya merupakan senyawa yang berbeda. Oleh karena i muncul
istilah kiral, yang berasal dari kata Latin chiros, yang artinya tangan .
Bila diperhatikan, L-gliseraldehida dan
D-gliseraldehida mempunyai rumus molekul sama, mempunyai urutan penggabungan atom
yang sama, tetapi berbeda dalam cara penataan ruang di seputar pusat kiral. Cara penataan ruang di seputar pusat kiral
disebut konfigurasi. Fenomena terdapatnya beberapa senyawa yang mempunyai rumus
molekul sama, tetapi berbeda dalam penataan ruang gugus di sekitar pusat kiral
disebut isomeri konfigurasi. Senyawa yang berisomeri konfigurasi dapat
merupakan bayangan cermin satu sama lain, tetapi dapat pula satu sama lain
tidak merupakan bayangan cermin. Isomer-isomer konfigurasi yang merupakan
bayangan cermin satu sama lain disebut enantiomer. Senyawa-senyawa yang
berenantiomer mempunyai sifat fisik (titik didih, indeks bias, dan keasaman)
dan sifat termodinamika (energi bebas, entalpi, dan entropi) yang identik. Perbedaan
senyawa-senyawa yang berenantiomer terletak pada interaksinya dengan senyawa
kiral lain, dan interaksinya dengan bidang cahaya terpolarisasi (optis aktif)..
Bagaimanakah cara menandai konfigurasi di suatu pusat kiral? Terdapat beberapa
cara untuk menandai konfigurasi di suatu pusat kiral,yaitu konfigurasi absolut
dan konfigurasi relatif.Konfigurasi absolut ditentukan berdasarkan struktur
penataan ruang gugus-gugus di seputar karbon kiral sesungguhnya. Konfigurasi
relatif muncul sebelumstruktur penataan ruang gugus di seputar karbon kiral
sesungguhnya diketahui. Karena belum diketahui itulah, konfigurasi ditentukan
dengan cara membandingkan dengan suatu standar, jadi disebut konfigurasi
relatif.
Cara penentuan konfigurasi absolut
dikemukakan oleh tiga orang ahli kimia yaitu R.S. Chan (Inggris), C.K. Ingold
(Inggris) dan V. Pulog (Swis). Cara penamaan atau penentuan konfigurasi absolut
yang mereka kemukakan dikenal dengan sistem R dan S atau sistem Chan-Ingold-Prelog
(CIP). Huruf R dan S merupakan singkatan kata berasal dari bahasa Latin, yaituR
= rectus, artinya kanan dan S= sinister, artinya kiri.
Dalam menentukan konfigurasi absolut sistem R
danS ini, Chan-Ingold-Prelog menetapkan gugus-gugus yang terikat pada suatu
pusat kiral dengan prioritas berbeda-beda. Cara penentuan prioritas untuk
atom/gugus yang terikat pada pusat kiral adalah serupa dengan urutan prioritas
gugus untuk menentukan isomeri E-Z. Sebagai contoh cara penentuan konfigurasi
absolut, perhatikan konfigurasi absolut pada senyawa (1) dan (2) berikut. Kedua
senyawa tersebut = merupakan pasangan enantiomer bromo-fluoro-kloro metana.
. 1. Mengurutkan
prioritas keempat atom yang terikat pada pusat kiral berdasarkan nomor atomnya .
Diketahui nomor atom Br= 35, C= 17, F= 9, H= 1, maka urutan prioritas keempat
atom di atas adalah Br > Cl> F > H.
2.
Digambarkan proyeksi molekul hingga atom dengan prioritas terendah ada
dibelakang atau putar struktur (1) dan (2) sehingga atom H ada dibelakang.
3. Buatlah anak panah mulai dari atom atau gugus
berprioritas paling tinggi ke prioritas yang lebih rendah agar lebih mudah .
4.
Bila anak panah searah jarum jam,
konfigurasinya adalah R. Bila arah anak panah berlawanan dengan arah jarum jam,
konfigurasinya adalah S. Jadi konfigurasi
struktur (1) adalah S, sedangkan konfigurasi struktur (2) adalah R .
Perhatikan
struktur 2-butanol di bawah ini. Apakah
konfigurasi pada pusat kiral molekul 2-butanol di bawah ini ?
Atom yang terikat pada C kiral adalah OH,
CH3, C2H5 danH .Diurutkan prioritas atom tersebut sesuai aturan penentuan prioritas
adalah OH > C2H5> CH3> H. Gugus C2H5
berprioritas lebih tinggi dari CH3 karena atom setelah C pada gugus
C2H5 adalah Cdan H, H yang mempuyai jumlah nomor atom
lebih tinggi dariH, pada, CH3.Karena gugus yang mempunyai prioritas
paling rendah (yaitu H) sudah terletak di belakang, maka dapat langsung
digambarkan anak panah dari gugus berprioritas paling tinggi( prioritas nomor
1), yaitu OH ke gugus berprioritas lebih tinggi berikutnya (prioritas nomor 2),
yaitu C2H5, dan terakhir ke gugus CH3. Perhatikan arah anak panah berlawanan
dengan arah jarum jam. Oleh karena itu, konfigurasi struktur tersebut adalah S,
lengkapnya ditulis S-2-butanol. Coba untuk berlatih lagi menentukan konfigurasi
senyawa kiral berikut, kali ini gugus berprioritas terendah belum berada di
belakang. Untuk itu perhatikan gambar Cara penentuan konfigurasi absolut .
Bagaimanakah arah perputaran bidang cahaya
terpolarisasisenyawa yang mempunyai konfigurasi R atau S? Apakah ke kiri atau
ke kanan ? Penting untuk diingat bahwa konfigurasi absolut R atau S tidak ada hubungannya
dengan arah perputaran bidang cahaya terpolarisasi. Konfigurasi absolut R atau
S tidak ditentukan dari percobaan dengan polarimeter, tetapi ditetapkan
berdasarkan strukturnya. Dengan demikian, senyawa kiral yang berkonfigurasi R
dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan atau ke kiri, tergantung
hasil percobaannya, begitu pula dengan senyawa kiral yang berkonfigurasi
S.Sebagai contoh, senyawa karvona dengan konfigurasi S memutar bidang cahaya
terpolarisasi ke kanan (+ atau d), sehingga ditulis S-(+) karvona. Contoh lain
adalah senyawa 2-metil-1-butanol yang memutar bidang cahaya terpolarisasi ke
kanan ternyata mempunyai konfigurasi R, sehingga ditulis
R-(+)-2-metil-1-butanol.
Walaupun senyawa-senyawa yang berisomeri
konfigurasi hanya mempunyai perbedaan dalam sifat memutar bidang cahaya
terpolarisasi, tetapi seringkali senyawa-senyawa tersebut mempunyai efek
biologis yang sangat berbeda. Contohnya pada S-karvona dan R-karvona, contoh
yang telah ditampilkan pada awal modul ini. Kedua senyawa tersebut berisomeri
konfigurasi, perbedaan keduanya hanya terletak pada konfigurasi di sekitar atom
karbon kiral, tetapi dampaknya pada perbedaan sifat sangat nyata. S-karvonamempunyai
aroma khas jintan, sedangkan R-karvona mempunyai aroma khas mint .
Contoh lain adalah S-naproksen dan R-naproksen,
kedua senyawa yang hanya berbeda pada konfigurasi atom kiralnyatersebut,
ternyata mempunyai aktivitas biologis sangat berbeda. S-naproksen dikenal
sebagai obat antiimflammatori yang aman, sedangkan R-naproksen dilaporkan
bersifat racun untuk liver. Oleh karena itu, obat antiimflammatori komersial
yang mempunyai kandungan aktif naproksen, harus memisahkan S-naproksen dari
R-naproksen, dan hal tersebut memerlukan biaya yang cukup tinggi . Contoh
lainnya adalah obat anti Parkinson yang dikenal dengan nama L-DOPA atau L-dopamina,
ternyata hanya yang mempunyai konfigurasi R yang aktif sebagai anti-parkinson,
sedangkan isomer S-nya tidak aktif. Begitu pula dengan ibuprofen, hanya
enantiomer S yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit.Asam amino R-asparagina
rasanya manis, sementara S-asparagina rasanya pahit. R-Talidomida adalah zat
sedatif dan hipnotik, padahal enantiomernya, yaitu S-talidomida merupakan
teratogen kuat .
Perhatikan senyawa 2,3-dibromopentana. Apakah
pada 2,3-dibromopentana terdapat atom karbon kiral atau asimetris? Ada berapa
banyak atom karbon kiral pada senyawa tersebut? Pada 2,3-dibromopentana
terdapat 2 pusat kiral. Senyawa dengan n pusat kiral akan mempunyai jumlah
maksimum stereoisomer sebanyak 2n. Karena pada 2,3-dibromopentana
terdapat 2 pusat kiral, maka akan mempunyai jumlah maksimum stereoisomer 22=
4, yaitu .
Dari empat stereoisomer yang telah
ditunjukkan, terdapat pasangan stereoisomer yang merupakan bayangan cermin satu
sama lain, yaitu pasangan senyawa 1 dan 2; juga pasangan senyawa 3 dan 4. Terdapat
pula pasangan stereoisomer yang bukan merupakan bayangan cermin satu sama lain,
yaitu pasangan 1 dan 3; 1 dan 4; 2 dan 3; serta 2 dan 4).Pasangan stereoisomer
yang merupakan bayangan cermin satu sama lain disebut pasangan enantiomer. Sementara
itu,pasangan stereoisomer yang bukan merupakan bayangan cermin satu sama
laindisebut pasangan diastereoisomer. Pasangan enantiomer mempunyai sifat fisik
sama kecuali arah putaran bidang cahaya terpolarisasi, sehingga sulit
dipisahkan, sedangkan pasangan diastereomermempunyai sifat fisik berbeda, sehingga
lebih mudah untuk dipisahkan.
Walaupun jumlah stereoisomer maksimum dapat
diperkirakan dari rumus 2n, akan tetapi penentuan jumlah stereoiomer pada
senyawa yang memiliki lebih dari satu pusat kiral harus dilakukan secara hati-hati,
karena terdapat kemungkinan dua struktur yang digambarkan bukan merupakan
stereoisomer satu sama lain, tetapi merupakan senyawa identik atau senyawa
meso. Perhatikan senyawa 2,3 dibromobutana yang mempunyai dua pusat kiral.
Sesuai denganrumus 2n, maka jumlah maksimum stereoisomer pada 2,3-dibromobutana adalah 22=4. Keempat kemungkinan struktur stereoiomer tersebut .
Adalah Pasangan A dan B merupakan pasangan enantiomer, tetapi C dan D bukan merupakan stereoisomer, karena C dan D merupakan senyawa yang identik atau senyawa meso. Dengan demikian, jumlah stereoisomer dari 2,3-dibromobutana tidak 4, tetapi hanya 3, yaitu A, B, dan C (atau D). Dari ketiga stereoisomer tersebut, struktur A dan B merupakan pasangan enantiomer, sedangkan pasangan A dan C, serta B dan C merupakan pasangan diastereoisomer. Akan tetapi, benarkah C dan D merupakan senyawa yang identik? Untuk mengetahuinya, putarlah senyawa D 180opada bidang kertas, maka akan dihasilkan struktur yang identik dengan C. Senyawa C dan D adalah senyawa meso. Dengan demikian, senyawa meso adalah senyawa akiral walaupun mempunyai pusat kiral. Senyawa meso tidak bersifat optis aktif, berhimpit dengan bayangan cerminnya, dan mempunyai bidang simetri .